
Satu keistimewaan yang tidak dimiliki oleh pembalap seusianya, Hayden mampu menunjukkan konsistensi performanya di setiap serie, dia mempertontonkan kapasitasnya dengan amat konstan. Tak salah jika tim pabrikan Yamaha sangat kecewa lantaran pinangannya berhasil bergabung bersama HRC.Hayden menjalani tahun pertamanya di Motogp dengan menempati posisi 5 dengan 130 poin, dan juga mendapat penghargaan Rookie of the year.
Pada musim 2004, Nicky Hayden masih bersama tim Repsol Honda, dia mendapat partner baru Alex barros yang pindahan dari kubu garpu Tala YZR-M1, karena Valentino Rossi menyebrang ke pabrikan Yamaha. Di musim 2004 Hayden berada di peringkat 8 klasemen akhir. Pada musim MotoGP 2005 ia mendapatkan partner baru yaitu Max Biaggi di tim Repsol Honda, sedangkan prestasinya naik ke posisi 3 klasemen akhir Musim 2006 ia berduet dengan pendatang baru Daniel Pedrosa, masih dalam tim Repsol Honda. Pada musim ini ia berhasil merebut gelar juara dunia dari juara dunia lima kali, Valentino Rossi. Banyak yang menyebut gelar juara tersebut karena keberuntungan mengingat dia cuma bisa menang di dua balapan sepanjang musim itu, meski mampu naik podium sebanyak tiga kali. Kepastian Hayden menjadi juara juga baru ditentukan di seri terakhir setelah dia mampu finish di posisi tiga sementara Rossi yang sebelumnya memimpin klasemen dengan keunggulan 8 poin terjatuh saat balapan.
Musim 2007 performa Hayden kembali terpuruk. Cuma tiga kali naik podium dengan tidak menjuarai satu seri pun, pemilik nomor 69 ini melorot ke posisi delapan klasemen akhir, kalah jauh dari juniornya Daniel Pedrosa yang jadi runner up dengan 242 poin.
0 komentar:
Posting Komentar