Jumat, 31 Mei 2013

ROSSI NYERAH DI TREK LURUS !

Pada masa jayanya dulu tak pernah sekalipun Valentino Rossi pesimistis memasuki GP Italia di Sirkit Mugello. Selalu bergairah denga hasil 9 kemenangan di sana.
Itu dulu saat usia Rossi seumuran ente sekalian, 20-an tahun. Kini doski  34 tahun dengan urat-urat syaraf tertentu yang sepertinya mulai kendur. Entah urat nyali atau refleksnya yang  seperti dugaan segelintir orang, hanya Rossilah yang tahu.  Itu subyektif dan belum dibuktikan, atau baru pada tahap patut diduga seperti istilah KPK dalam menangani bajingan-bajingan koruptor itu. Ya, memang patut diduga kalau feeling dan refleks Rossi tak lagi seperti dulu. Itu dugaan lho!
Yang  bukan dugaan dan sudah terbukti sebagai kenyataan adalah pacuan M1 punya The Doctor yang belum kompetitif, khususnya dalam tiga lomba terakhir. Jangankan lawan Honda, sampeyan lihat kan lawan Jorge Lorenzo saja sulit, bahkan ketemu Cal Crutchlow yang tim satelit Yamaha pun masih sama.
Karena itu untuk kesekian kalinya Rossi mewanti tifosi fanatiknya jangan terlalu berharap. Ia beda dengan memenangi GP Italia lagi seperti 7 kali berturut ia lakukan pada 2002-2008. The Doctor perlu mengulang-ulang hal ini karena harapan Rossimania sangat besar untuk meihatnya menang lagi, istimewanya di kandang.
“Atmosfer Mugello selalu luar biasa. Ini trek istimewa,  sangat saya sukai dan hapal semua sudutnya.  Penting sekali meraih prestasi di hadapan tifosi setia. Apesnya, saya belum dapatkan pacuan ideal untuk bertarung rebut juara, khususnya di lintasan kering,” sebut Rosi yang juga mengoleksi dua kemenangan di GP125 dan 250 cc di Mugello.
Itu soal teknis di YZR-M1. Katanya ada beberapa secktor yang harus ditingkatkan agar bisa mengimbangi Honda milik Dani Pedrosa dan Marc Marquez. Khususnya di tikungan cepat dan trek lurus yang selama ini jadi nilai plus RC213V. Tapi, ia tegaskan tak ada cerita untuk menyerah sebelum lomba. Bila M1 belum dapat set-up mumpuni, yang realistis untuk dilakukan adalah menyerah di trek lurus Mugello yang panjangnya 1,14 km itu dan fight merebut waktu di 15 tikungan.  
Kualitas RC213V yang lebih baik dari musim lalu, diprediksi bisa bikin top speed 347 km/jam di lintasan depan tribun utama itu. Rossi belum yakin, setidaknya sampai saat ini, apakah M1-nya bisa mengejar kecepatan itu meski tahun lalu bersama Ducati ia bikin top speed 345,6 km/jam dan paling tinggi.
Untuk mengakalinya, ia dan timnya harus fokus bikin setingan agar  bisa rebah mulus dan lebih cepat masuk keluar tikungan. Hanya itu yang bisa diharapkan untuk mereduksi kelemahan di lintasan lurus. Apesnya, kalaupun bisa dilakukan, itu belum cukup jadi modal menuju gelar juara. “Kondisi saat ini belum pada tahap ngomong juara. Bisa podium saja sudah sangat menyenangkan dan untuk itu saya siap mengerahkan seluruh yang bisa saya lakukan,” janji Rossi.

0 komentar:

Posting Komentar